Catatan Waktu

Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 Maret 2014

Cerita dewasa : Perlahan menjebak ibu sampai ketagihan

Perkenalkan nama saya restu (27 th) saya ingin bercerita pengalaman saya beberapa tahun silam, bukan cerita yang patut diteladani tapi....
Saat itu saya baru kelas 2 SMA saya berasal dari desa yang masih terbilang terbelakang dan sangat fanatik di bidang agama, keluarga saya tergolong yang cukup dihormati karena almarhum bapak dulu salah satu kyai di desa, tapi ini bukan tentang dia ini tentang saya dan ibu.
Cerita ini berawal ketika libur ahir semester waktu itu, oya perkenalkan ibu saya namanya zakiah (31) perawakan tinggi, putih dan cantik untuk seukuran wanita desa terpencil tubuhnya begitu sintal mungkin karena terbiasa bekerja dikebun dan pekerjaan berat lainya, yang paling indah menawan adalah pinggangnya yang ramping pinggul dan payudara yang kencang, begitulah dari dahulu saya mengagumi pinggulnya walaupun hanya menggunakan sarung tetap saja membuat ngilu batangku, hehe begitulah penilaianku terhadap ibu.
Saya anak pertama dari 3 bersaudara, adiku yg pertama cewek  namanya mia (11 th) yang ke dua laki namanya ilham (8 th).
Siang ini terasa begitu segar perlahan roda motor astrea grand tua miliku meninggalkan kota kearah utara, setelah satu jam berkendara rumah di kiri kanan jalan sudah mulai jarang terganti area persawahan dan kebun kelapa kupelankan laju motor dan menikmati keindahan alam pegunungan dan segarnya udara berbeda jauh dengan kota yang sesak dan penuh bau knalpot, sudah 6 bulan tidak pulang rasanya ketinduan pada kampung dan teman2 sebaya cukup kuat membuatku mulai melaju kencang sudah jarang sekali kendaraan berlalu lalang membuatku sedikit bebas memacu gas, pigura kayu besar mulai terlihat tulisan selamat datang,pigura dusun seakan menyambut hangat kedatanganku kembali,
"Restu..!" Sapaan dari teman sepanjang perjalanan pulang menghangatkan. Begitulah suasana di desaku kami begitu ramah satu dengan yg lain, dengan hati2 kuhindari batu2 dijalan dan mulai memasuki area persawahan, rumahku terletak diseberang sawah milik kami, pagar bambu rumahku terlihat begitu rapi terlihat kepala ibu dihalaman sedang mengambil jemuran dia berbalik mendengar suara motor mendekati rumah dan tersenyum menyambut kedatangan anak lelakinya, kumatikan motor dan mendekatinya,
"Assalamualaimum bu.." aku turun dan menghampiri ibuku tercinta
"Waalaikum salam, kenapa baru pulang nak, ibu dengar ratna anaknya pak kadus pulang 2 hari yang lalu?" Tanya ibu sambil menyambut uluran tanganku yg menyalaminya.
"Iya bu restu beresin kamar kost dulu sebelum pulang dan kebetulan kemaren saya mengantar teman pulang dulu jadi baru pulang sekarang" jelasku pada ibu
" ya sudah sana ganti baju dan mandi dulu sebentar ibu panaskan lauk buat makan" seru ibu sambil terus melanjutkan mengambi jemuran
"Iya bu" akupun berlalu masuk rumah adik2ku berlari kearahku di depan pintu menagih oleh2 aku keluarkan 2 batang coklat dan beberapa buku cerita rakyat lalu masuk kekamar setelah berpesan supaya mereka jangan berebut.
Aku langsung membuka baju dan meraih handuk dan sarung lalu pergi ke halaman belakang, kamar mandi kami terletak di pojok halaman belakang dengan dinding bambu yang dibelah 2 dan disusun rapi.
Aku mulai membasahi badan dan menikmati segarnya air pegunungan, begitu sejuk dan bersih air kami disini aku berhayal dan menyukuri kehidupan nyaman kami di pedesaan setelah 6 bulan tidak pulang dan hidup di kota kabupate yang panas dan sumpek rasanya sangat nyaman di kampung walaupun udara cukup dingin.
begitu merunduk untuk mengambil sampo di ember sabun aku terdiam sesaat melihat tumpukan kain ibu dan cucian lainnya di ember cucian yang belum dibasahi air, perlahan tanganku menyingkap kain yang tertumpuk dan menemukan yang aku cari, cd ibu bekas dipakai tadi mungkin ibu lupa merendam pakaiannya sehabis mandi tadi, tiba2 perasaanku jadi tidak karuan perlahan kudekatkan cd ibu ke hidungku baunya sedikit kurang sedap tapi aku tidak menghiraunnya aku terus mengendus bau itu seakan memabukan membuatku terus menghayal tentang pinggul ibu, aku menemukan sedikit bercak basah dibagian yang bersentuhan dg kelamin ibu baunya sidikit lebih tajam disana,tak terasa aku mulai mengurut kemaluanku dan menuangkan sampo disana aku mulai menjilati bagian kemaluan ibu di cd itu rasanya sedikit asin membuat kemaluanku semakin tegang, kusedot cd ibu sampai bercak bekas kemaluan di cd itu bersih aku terus mengurut kelmaluanku semakin cepat dan terus menghisap cd ibu, bau tak sedap bekas kelamin ibu seolah berubah jadi parfum wangi aku benar2 menyukainya aku hampir sampai kupercepat kocokanku pada kemaluanku, tiba2 suara ibu mengagetkanku
" restu., jangan lama2 dikamar mandi nak tidak baik ini sudah hampir bedug magrib"
Sial seketika hayalanku buyar aku sedikit salah tingkah di dalam kamar mandi, " iya bu ini mau basuh sabun dulu "
Akupun pura2 menyiram tubuh dengan gayung padahal yang sempat kusabuni hanya kemaluanku, akupun cepat2 meletakan cd ibu dan menutupnya dengan sarung seperti semula ku siram sedikit sarung ibu agar dia tidak curiga karena cdnya hampir basah semua oleh liurku dan bekas gigiku di cdnya.
Lalu aku mengenakan handuk dan melipat kemaluanku yang terus berdenyut kebagian atas handukku lalu keluar,
" kamu lama sekali ibu belum merendam cucian nih, yasudah sana makan dulu" pelas ibuku dengan ciri khas omelan ibu2 kampung
Akupun berjalan sangat pelan karena kemaluanku terasa mengganjjal kututupi dengan sarung yang tadi kubawa dan berlau menuju kamarku.
Aku melanjutkan kocokanku pada kemaluan sesampai dikamar aku mencapai puncak dengan membayangkan pantat ibuku.
Aku merasa menyesal karena membayangkan ibuku dengan cara yang kurang pantas tapi kemaluanku selalu mengeras jika membayangkannya.
Sudah 5 tahun bapak meninggal banyak yang melamar ibu namun ibu selalu menepis dengan alasan belum siap berumah tangga lagi.
Aku senang dengan penolakan ibu pada orang2 yang melamarnya aku merasa ibu sangat mencintai kami.
Maaf ibu aku tidak sopan pada ibu,
Setelah cukup dengan lamunanku sendiri akupun beranjak keluar kamar menuju dapur dan mengambil nasi serta kuah jamur yang ibu masak.
Aku kembali keruang tengah dan menghidupkan tv lalu duduk bersender di tembok sambil menyantap nasi.
Hanya  beberapa chanel yg bisa ditonton di kampungku selebihnya di luar jangkauan,ahirnya aku meninggalkan ruang tengah menenteng piring nasi menuju halaman bekakang duduk di bangku kayu belakang rumah menghadap kamar mandi, ibu sedang mencuci disana didekat pintu membelakangiku, aku mulai lagi dengan pantat ibuku, cdnya membayang membentuk garis segi tiga saat dia mengangkat pantatnya dari bangku dan mengambil pakaian untuk disikat, aku benar2 menikmatinya, ibu tidak sadar hal itu, ibu kaget saat tiba2 aku berbicara dibelakngnya menanyakan dimana dia mendapat jamur untuk dimasak,
" bikin kaget ibu aja, tadi siang ibu dapat di kebun selagi memetik kakao" jawabnya
" ibu sih melamun nyucinya" balasku
" bagaimana sekolahmu? Rangking berapa?" Ibu bertanya
" biasalah bu dapat rangking 3" aku menjawab dengan sedikit nada bercanda
" yah lumayanlah, tapi nak ibu yakin kamu bisa juara 1 kalau mau lebih giat belajarnya, masih malas aja bisa ranking 3" celoteh ibu
" sudahlah bu, yang penting kan ilmunya bukan rangking " seruku sok kren.
"Yasudah habiskan nasimu jangan bicara terus" sahut ibu
" iya bu masakan ibu memang juara 1" candaku
" hmmm" ibu cuma berdehem dan kembali fokus pada cuciannya.
Aku terus menikmati pemandangan lekukan tubuh ibu sampai nasiku habis lalu kembali ke dapur menaruh piring bekasku.
Malamnya aku pamit untuk pergi main ke tempat teman2ku pada ibu yang sedang asik nonton sinetron bersama adik2u,
" iya tapi jangan pulang malam2 ya nak" seru ibuku
" ah abang mau ngapel ya?" Cerocos mia adiku
" apa sih mia abang ngak hoby yang begituan" seruku
" ah abang,banyak kok cewek disini yang suka abang" canda adiku
" sudahlah mia abangmu mau pergi dulu jangan bercanda terus " sahut ibu sambil tersenyum padaku
" ya sudah restu pergi dulu bu " pamitku
" hati2 nak jalan didepan agak rusak" kata ibuku
Akupun mulai menyalakan motor dan pergi ke arah bengkel kecil tepatnya tempat tambal ban di dekat perbatasan desa, biasanya teman2ku berkumpul disana.
Sesampai disana teman2 suduh pada kumpul seakan tau kalau aku akan datang, mereka menyambutku dan mulai bercanda macam2 salah satu temanku mengajak untuk pergi ke desa sebelah untuk mencari ciu kijang ( minuman permentasi madu yang di campur rempah2 dan direndami janin kijang) awalnya aku menolak tapi teman2 meyakinkan katanya hanya untuk menghangatkan badan karena memang udara sangat dingin.
Sesampai di warung pak komar (nama penjual ciu kijang itu) kami langsung memesan beberapa botol pak komar memperingati kami bahwa ciu kijang husus untuk pria dewasa tapi teman2 yang sudah biasa menjelaskan sudah biasa meminumnya ahirnya pak komar setuju memberikan beberapa botol,
Saya yang tak biasa minum agak ngeri membayangkan ciu yang direndami janin kijang tersebut,
Tapi setelah beberapa gelas ahirnya saya terbawa suasana, teman mulai bersenda gurau bercerita tentang pacar mereka, balapan liar dan sebagainya, tiba2 seorang gadis cantik menyela pembicaraan kami,
" permisi bang ini ada telur tawon klaceng saya disuruh antar sama bapak barangkali abang2 mau buat lauk minum" sapa gadis itu rupanya dia anak pemilik warung.
Terima kasih dek, jawabku karena memang posisi duduku paling dekat dengannya mataku fokus pada belahan dadanya ketika menunduk meletakan mangkuk yang dia bawa, dia menatapku dan tersenyum membuatku salah tingkah,
" abang tumben ya main kesini? Kalau ndak salah abang kakanya mia yang sekolah di kota ×××××× kan?" Pertanyaanya membuyarkan lamunanku pada payudaranya
" eh, iya bner kok adek tau?" Jawabku menyembunyikan kikuk karena terpergok menukmati dadanya.
" oh semua orang juga pada tau bang, yaudah silahkan dilanjutkan kalau ada perlu panggil saja jangan sungkan" timpalnya sambil berbalik berjalan dengan lenggak lenggok pantat yang kelihatan dibuat2, masih lebih montok juga pantat ibuku seruku dalam hati.
Teman2ku menertawaiku karena masalah payudara yang tadi.
Kami lanjut bercerita pengalaman masing ketika minuman habis kulihat arlojiku menunjukan pukul 01;40 ahirnya kami pulang dan berjanji bertemu besok pagi untuk pergi ke hutan.
Sesampai dirumah kedua adiku sudah tidur dikamar mereka sedangkan ibuku sudah terlelap didepan tv aku berjalan sangat pelan ke kamar dan mengganti celanaku  hanya nenggunakan sarung tanpa cd biar agak plong batangku kemudian pergi menyeduh kopi dan duduk didekat ibu yang tertidur, bagian bawah sarung ibu agak tersingkap aku bergerak pelan merundukan kepalaku mengintip di celah kainnya yang tersingkap seatas lutut, jantungku berdegup kencang di ujung selamgkangannya terlihat gundukan dan bulu yang keluar dari celah kiri dan kanan cdnya, ingin rasanya aku terkam dan gigit daging itu, batangku langsung tegak 100% membayangkan itu, tapi bagaimana? Dia ibuku dan aku tak mau melukai perasaanya dan kami berdua akan dikenakan hukum adat jika ketahuan melakukannya, aku hanya bisa menelan ludah. Ahirnya setelah puas melihat2 gundukan itu aku kembali duduk kali ini tepat di dekat kaki ibuku kuhirup kopi dan mencoba menonton tv saja aku tidak mau nanti malah memperkosa ibuku sendiri tapi tidak ada yang bisa ditonton ahirnya perhatianku kembali pada ibuku aku memperhatikannya dari wajah sampai kaki, batangku terasa nerdenyut keras sekali dan ngilu aku mengusap dan mengurut kemaluanku dengan tangan kiri sementara dengan sangat hati2 tangan kananku mengusap betis sampai lutut ibuku aku benar2 menginginkan ibuku, ingin rasanya kujilati setiap inci tubuh ibu aku ingin menjilati pingang pantat dan payudara ibu seperti yang sering aku tonton di laptop teman2 kostku,
Aku benar2 ingin.
Ibuku tiba2 menggeliat dan dan berbalik menyamping membelakangiku menyajikan pantat mengkal dan besarnya di depanku, aku benar2 tak tahan aku coba goyangkan kaki ibu tapi ibu diam saja, aman pikirku!! Dengan perlahan ku arahkan tanganku ke bongkahan pantat ibu dan mengusapnya perlahan kurasakan betapa kenyal pinggul ibu aku mulai meremasnya perlahan kudekatkan hidungku dan mulai memgendus pantat ibu aku terus melakukannya batangku rasanya mau meledak tiba tiba ibu menggeliat secepat kilat aku mundur dan replek menggoyang pantat ibu pura2 membangunkannya
" bu kok tidur diluar nggak dingin?" Tanyaku menyembunyikan perasaan takut kalau2 ibu mengetahui tingkahku
" ibu tertidur tadi, kamu baru pulang?" tanya balik ibu
" Nggak bu, sudah dari tadi cuma lagi ngabisin kopi nih" jawabku sedikit nerbohong,
" oh ya sudah ibu masuk dulu ya" jawab ibuku sambil nangun dan tanpa sengaja kain ibu terjatuh saat bangun, pantat ibu tepat di depanku hanya berbalut cd, begitu sintal membulat. Ibu cepat2 jongkok mengambil kembali ujung kainnya membuat posisinya menungging dan garis lekuk memnentuk kelamin ibuku saat ia merunduk, lalu ibu masuk kamar tanpa menutup pintu dan tidur sembarangan, aku dengan bebas melihat bagian pantat ibuku terbuka di tempat tidurnya yang hanya berjarak 5 meter dariku entah berapa lama aku tidak menyadari tanganku mengocok batangku yang sudah begitu tegang urat2 di batang keluar dan ukuranya lebih besar dari lenganku aku tanpa sadar berjalan pelan kearah ibuku, kuambil lotion ibu dan duduk di lantai pantat ibuku tepat tersaji di atas dipan di depanku, aku terus mengocok batangku entah berapa lama rasanya tidak ada tanda2 mau keluar, ini gara2 ciu kijang yg tadi kuminum sial umpatku, aku mulai mendekatkan wajahku ke pantat ibu ku gesek hidungku di belahan pantatnya dan lidahku mula menjilat tak karuan, terkadang ibu menggeliat dan berdehem tapi aku sudah tidak nenghiraukanya aku jilati lubang pantat ibu dari luar cdnya ibu berdehem dan menajukan kaki kirinya membuat ruang untuku menjilat lebih dalam, bau tak sedap seperti tadi siang mulai tercium membuatku semakin terbakar nafsu perlaha lidahku mulai menyentuh kelamin ibu dengan susah payah menjilat penuh nafsu bau itu semakin tajam ada semacam cairan merembes dari celah baewah cd ibu ku jilat sampai bersih setiap cairan yang merembes rasanya asin seperti yang tadi siang di cd ibu,
Aku terus menjilat kesana kemari sampai cd bagian bawah ibu basah kuyup oleh liurku ahirnya aku mencapai puncak dan tanpa sadar menenggelamkan mukaku di antara pantat ibu kusedot2 dengan kuat cd di bagian kemaluan ibu air asin nikmat itu cukup banyak tersedot ke mulutku ibu sedikit bergetar dan cairan itu merembes cukup deras dari celah cd ibu kuhisap habis dan beristirahat sebentar sambil memeriksa ibu, ternyata dia masih tidur. Ahirnya aku kembali kekamarku meninggalkan ibu dan sisa maniku di kolong tempat tidur ibu aku sedikit lega tapi batangku tidak surut sedikitpun ciu kijang akan membuatnya timegang sampai pagi, aku kembali mengocok kelaminku beberapa kali sampai ahirnya terlelap.
Keesokan harinya aku bangun lebih awal dari yang lain badan q terasa segar karena ciu kijang semalam aku langsung ke kamar mandi dan mencuci muka kemudian membuat kopi di dapur dengan hanya menggunakan celana boxer, tiba2 ibu menghampiriku mungkin terbangun mendengar suarak kompor gas tadi.
" sudah bangun nak, sudah solat?" Tanya ibuku tersenyum.
" sudah bu" sahutku membohongi ibu, saat aku berbalik hendak mengambil gula ku lirik ibu memandang heran penuh takjub ke arah boxerku, iya disana mrnggelantung kemaluan jumbo miliku, ibu terus memandangnya ia tak sadar aku memperhatikannya, tiba2 dia beristighfar mungkin dia sadar dari entah lamunan apa, aku pura2 tidak tahu dan lanjut menuang air panas pada kopiku.
Aku duduk di kursi bambu depan rumah aku melamun memikirkan bagaimana caranya aku bisa menikmati tubuh ibuku aku berencana harus bisa menikmati ibu sebelum liburan selesai dan langkah pertama sudah berhasil pikirku, aku sengaja membuat ibu sadar akan kelaminku.
Tiba2 ibu datang membuyarkan lamunanku " nanti siang mau kemana nak" tanya ibuku sambil duduk didekatku
" anu bu, semalam teman2 mengajak berburu di hutan, memangnya ada apa bu?" Aku bertanya sambil melirik ke arah ibu sesekali matanya tertuju ke arah selangkanganku.
" oh ibu cuma mau memetik kakao dan kopi kalau bisa sepulang dari hutan nanti bantu ibu mengangkut  kopi dari kebun untuk dibawa pulang ya." Jelas ibu
" baiklah bu, nanti restu usahsin lebih cepat pulangnya" jawabku sambil menggerakan kelaminku yang sedikit tegang aku yakin ibu melihat anggukan benda besar dikelaminku dan memalingkan mukanya.
Sekitar jam 07:20 teman2 ku sudah mrnuggu didepan aku menyuruh mereka menunggu ibu sedang menyiapkan bekalku, kamipun berangkat sepanjang perjalanan kami bercanda tawa, tidak lama kami sudah mulai menasuki areal hutan dan mulai mencari jejak menjangan, tidak sulit karena di hutan kami masih sangat kaya akan hewan buruan sekitar 2 jam mencari anjing pemburu sudah mulai mendapat buruan dan kami melepas anjing lain untuk mengejar menjangan dan ahirnya kami mendapatkan buruan kami, setelah kami mendapat andil masing2 kami memutuskan menyudahi perburuan dan mandi di air terjun tengah hutan sambil membantu mencari sarang walet untuk roni teman kami,
" ron buat apa sih sarang walet" tanyaku setelah selesai mandi
" tadi bapak mesen katanya buat ramuan pembangkit stamina, ada orang yang pesen buat istrinya yang katanya susah diajak keranjang setelah melahirkan beberapa bulan lalu" jawab roni yang bapaknya tabib  ramuan herbal di kampung kami
" obat perangsang maksudmu don?" Tanya teman yang lain
" iya begitulah" jawab roni.
Setelah mendapat cukup sarang walet kamipun beranjak pulang dan berpisah di tempat menuju tujuan masing2 sebelum berpisah dengan roni aku menanyakan perihal obat tersebut apa boleh saya datang kerumahnya untuk belajar membuatnya roni mengatakan boleh malah bapaknya senang kalau ada pemuda yg tertari belajar ramuan obat herbal, kami nerpisah setelah aku menanyakan waktu pembuatannya.
Aku langsung ke kebun mencari ibu sesampainya disana kopi sudah siap dikarung tapi ibu tidak ada disana aku mencari keliling kebun ahirnya menemukan ibu di pohon kopi sedang metik kopi
" belum habis dipetik bu" tanyaku menyapa ibuku
" eh, ini tinggal yang ini nak kalau mau pulangduluan itu kopi yang dikarung bawa aja" sahutnya
Nggak bu, nanti saja pulang sama2" jawabku sambil mendongak dibawah ibuku, pemandangan kaki paha serta cd ibu dari bawah membuat temggorokanku serasa kering, aku mencari tempat duduk dibawah ibu untuk menikmati paha mulus dan cd ibuku dari bawah.
Setelah ibu selesai memetik kopi kamipun pulang setelah menyerahkan daging menjangan untuk dimasak ibu,akupun pergi mandi sayangnya aku mandi lebih dahulu jadi tidak bisa mengocok lelamin sambil menikmati bau khas kelamin ibu di cdnya,
Setelah selesai mandi aku makan dan langsung pamit mau kerumah roni sesampai disana kutemukan roni sedang mengupas beberapa buah kelapa akupun membatunya, setelah selesai memarut kelapa dan memerasnya kami menyerahkan perasan kelapa ke pak mansur ayahnya roni, aku tidak perlu berkata macam karena roni sudah memberitahukan maksud kedatanganku pada ayahnya pak mansur langsung menjelaskan bahan2 dan cara pembuatan obat pembangkit stamina husus perempuan yang akan kami buat,
Bahanya antara lain :
Sarang burung walet, santan pati kelapa, sarang lebah kelaceng, jahe, pati lebah krlaceng ( royal jelly ) dan beberapa rempah2 lain
Akupun mencatat bahan dan tata cara kapan dan bahan mana dulu yang dimasukkan, kira2 3 jam peroses pembuatannya hingga berbentuk minyak kemudian minyak tersebut dimasukan ke wajan lain yang berisi sarang kelaceng dan madunya yang sudah di larutkan menggunakan alkohol dan seterusnya sampai ramuan jadi berbentuk madu tapi lebih kental dan beraroma sedikit wangi rempah rasanya manis bisa digunakan sebagai pengganti gula.
Setelah semua jadi saya pamit pulang dan pak mansur menghadiahiku ramuan tersebut 1 botol hemaviton jreng aku sangat gembira karena tidak perlu membuat sendiri, sepanjang perjalanan pulang hatiku berdebar perutku serasa keram, aku tidak sabar mencobanya pada ibuku dan berharap ramuan ini benar2 manjur.
Sesampai rumah aku menemukan ibu sedang memasak daging hasil buruan tadi, aku langsung kekamar melepas sarung dan menggunakan celana boxer yang tadi pagi ku pakai,aku sibuk mengatur letak batangku agar tidak terlalu membentuk tenda di celanaku, aku mengenakan celana dalam dan melintangkan kelaminku ke paha kiriku lalu pergi kedapur, adik2ku sedang asik menonton acara kegemaran mereka,
" bu belum selesai ya?" Sapaku
" sebentar lagi nak ini masih menyiapakan bumbu, kamu sudah lapar?" Tanya ibuku
" iya bu, mari sini restu bantu"seruku seraya mengambil daun sreh dan bawang merah lalu duduk di hadapan ibuku yang lagi mengulek bumbu, mataku terpaku pada celah payudara ibu yang terlihat begitu manis saat tergencet lututnya ketika bergerak mengulek bumbu, tanpa terasa kemaluanku semakin mengeras dan ujungnya mencembul seperti bulatan besar di sela celanaku.
" tadi dari mana nak" tanya ibuku
" dari rumahnya roni sekalian bantu bapaknya mengupas kelapa" jawabku seraya pura2 meringis karena mengupas bawang.
" matamu panas ya nak kalau tidak tahan biar nanti ibu yang selesaikan ?" Tanya ibu seraya menatapku, saat ibu mengalihkan pandangan ke bumbu yang di uleknya matanya tertuju pada ujung bulat yang tersembul di pahaku, terlihat jelas raut kagetnya ibu sampai berhenti beberapa saat lalu melanjutkan aktivitasnya sambil sesekali melirik kepala kemaluanku, aku berpura2 tidak tau sambil terus memperhatikanya dan akting mengucek mataku,
" sudah nak biar nanti ibu saja yang terusin lebih baik sekarang ambil air dibelak dan panaskan untuk kopi" kata ibu
" baik bu" aku menjawab seraya bangun dan meraih teko, pandangan ibu mengikuti gerak di selangkangan ku saat bangun dan berlalu, aku merasa sedikit bangga saat ibu terlihat tertarik dengan batangku aku berhasil mengalihkan perhatiannya ke batangku, aku benar2 menginginkan ibuku, tapi bagaimana caranya, ibuku terhitung sangat alim aku berpikir keras bagaimana caranya agar bisa menaklukan ibuku, aku yakin ibu juga membutuhkan kehangatan dari kemaluan laki2 setidaknya dia tidak pernah mendapatkanya 5 tahun terahir.
Aku kembali ke dapur dan menyalakan kompor gas di sebelah ibu, posisi kompor yang lebih tinggi memudahkanku memposisikan kelaminku sedekat mungkin dengan wajah ibu, kulirik ibu terpana memandang kepala yang mengintip dari selangkanganku, aku sengaja berlama2 disana.
Saat ibu pergi kenelakang untuk mencuci sreh dan sayur lainya aku pergi tergesa kekamarku mengambil botol berisi ramuan perangsang dan menuang pada gelas lalu menaruh kopi bubuk di atasnya setelah menaruh kembali botol ramuan aku kembali ke dapur dan duduk di tempatku tadi, sengaja aku singkap sedikit boxerku agar kepal kemaluanku lebih jelas terlihat, ibu kembali ke dapur lalu memasukan sreh dan kentang kedalam panci berisi rebusan daging, saat ibu menunduk untuk mengambil bumbu yang ada didepanku matannya terpaku pada kepala bulat penisku, i diam beberapa saat lalu bangkit memasukan bumbu, saat air di teko mendidih aku bangun untuk menuang ke gelas kopi aku taruh teko setelah setelah mematikan kompor lalu berbalik,
" bu kopi ibu saya tinggal disini ya" kataku sambil meninggalkan kopi yang ku campur ramuan tadi, sambi berbalik sngaja ku senggol pantat ibu sedikit dengan kemaluanku.
Ibu cuma berdehem.
Akupun menaruh kopi di dekat adik2u yang lagi asik lalu mengambil kain ke kamar lalu mengenakanya dan kembali menemani adik2ku.
Selang beberapa menit ibu datang menyajikan makanan di depan kami dan kami makan bersama, ibu hanya menunduk saat menikmati makanannya dia tidak banyak bicara, aku tidak tau apakah dia sudah meminum kopi tadi atau tidak, ibu sediki nerkeringat mungkin karena bumbu hangat daging yang kami makan, setelah selesai makan aku masuk kamar dan berpesan kalu nanti ibu masih belum tidur jam 11 membangunkanku untuk nonton bola, aku berbaring di kamarku, kubuka boxer dan mengambil lotion lalu mulai membayangkan diriku menyetubuhi ibuku, aku mencapai puncak 2 kali sebelum tidur, entah berapa lama aku tidur aku terbangun saat mendengar suara ibu membangunkanku, aku yakin ibu melihat kemaluanku saat membangunkanku tadi, akupun keluar dan mencari acara bola yang tadi di siarkan, ibu pamit untuk tidur dan menutup pintu kamarnya
Sial,aku mengumpat dalam hati, entah berapa lama aku menonton tv karena tidak fokus tiba2 aku seperti mendengar rintihan tertahan dari kamar ibuku, kupelankan suara tv untuk meyakinkan, lalu aku matikan lampu ruang tengah dan bejinjit mengambil bangku dan menaruhnya didepan pintu kamar ibu,
Jantungku berdegup sangat kencang saat mengintip ibu dari pentilasi diatas pintu kamar,
Kulihat ibu sedang mengangkang memasukan tangan kirinya kedalam celana dalam, kulihat tangnanya sangat liar mengucek-ucek kemaluannya, aku sedikit tidak percaya dengan yang dilakukan ibuku, ia terlihat lebih liar dari psk yang pernah aku tiduri dulu.
Aku terus memandang ibu ia terlihat negitu cantik dengan kain tersingkap keatas, tiba dia membuka celana dalam dan kainnya, kemaluanku terasa ngilu saking tegangnya melihat cairan kental membanjiri dua jari ibu yang tengah begitu liar keluar masuk mengaduk kemaluannya sendiri cairan itu menetes di karpet tidur ibu, aku benar2 ingin menerkam ibu saat itu, ingin ku hujamkan kemaluanku disana, aku ingin menghisap cairan kelamin ibu dan menyedotnya sampai kering, tiba2 ibu melenguh cukup keras, kakinya merapat menjepit tangannya kepalanya mendongak ke atas ibu mencapai puncak kenikmatannya dan menggigil hebat,
ia diam beberapa saat kulihat dia membuka mata dan memperhatikan kelaminnya ibu mengusap cairan kental yang keluar dari kelaminya dan mulai mengurut kelentitnya, ibu terus melakukannya sampai dia kembali terlihat liar dan mengaruk2 liang kelaminya dengan liar, aku menyemprotkan maniku tidak tahan melihat ibu yang tampak begitu liar dan manis, entah berapa kali ibu mencapai kenikmatan sampai dia tertidur, aku terus mengawasi ibu sampai dia mendengkur kelelahan,
Perlahan kubuka kamar ibu dengan dada bergemuruh karena nafsu dan takut, kudekati ibuku aku kasihan melihat posisi ibu yang mengangkang lemas, dan rambut acak2an, dia terkihat begitu cantik dengan du ujung jari terselip di kemaluannya kuletakkan sarungku dengan batang yang tegak mencuat keatas lebih besar dari pisang raja, kuhampiri ibu, bekas mani ibu masih menggenang di karpet bawah selangkannya, aku menunduk kucium, kujilat cairan itu seperti anjing aku terus menjilat sampai ke dekat lubang anus ibu yang kemerahan, kujulurkan lidah menyapu lelehan mani ibu di anusnya, ibu tidak bereaksi, mungkin begitu lelap, dengan jantung berdebar kujilati anus sampai dua ujung jari ibu yang masih terselip sedikit di lubang kelaminnya, aku begitu bergairah dengan bau ini aku terus menjilati bagian bibir kanan dan kiri kemaluan ibu, tiba2 ibu mencabut jarinya dari kemaluan yang sedang ku jilati aku begitu kaget sampai tidak berani menarik lidahku yang sedang menjilati bibir kemaluannya tapi ibu tidak berkata apa2 dia masih tertidur, aku begitu lega kulihat cairan bening bercampur cairan putih susu mengalir dari kemaluan ibuku, dengan hati2 ku sapu cairan yang menggenang di karpet dengan tangan kiriku lalu ku usap di kemaluanku lalu mulai mengocoknya, perlahan dengan sedikit takut kusapu kemaluan ibu dari anus sampai kelentitnya kutelan semua cairan itu, aku terus melakukanya sampai aku lepas kendali dan menghisap2 kemaluan ibu dengan sedikit keras, ibu hanya menggeliat tanpa suara membuat rasa takutku nerubah menjadi perasaan aneh setiap kali menhisap cairan lengket dari lubang ibu,
Ku sedot kelentit ibu dan ku gesek memutar dengan lidahku semakin cepat, ibu semakin menggeliatkan perutnya, perutnya mengejang dan ku tankupkan bibirku ke lubang kelamin ibu aku tau dia akan mengeluarkan cairan lagi, aku menyukainya entah kenapa aku ingin meminumnya lebih banyak, rasnya hangat dan kental di lidahku, kujulurkan lidahku mengorek lubang
Kemaluan ibu, lubang itu seakan menghisap lidahku beberapa saat dan cairan itu keluar begitu banyak, aku menghisapnya sampai puas, lalu duduk dengan kemaluanku menghadap lubang ibuku aku terus mengocoknya, ingin sekali ku jejalkan tapi aku takut dan tidak yakin apa itu muat di kekamin ibu yang terlihat mini saat kuletakkan kemaluanku di selangkangan ibu sampai kepusarnya, ku kocok lebih cepat kemaluanku dan ku tumpahkan maniku begitu banyak diselangkangan ibu sampai meleleh kemana2, hitung2 menganti lelehan mani ibu yang tadi habis kujilat, aku tersenyum puas,
Tunggu ibu ku sayang aku inggin ibu sadar dan menginginkannya saat ku masukan batangku ini ke dalam ibu, aku ingin ibu sadar saat ku koyak kemaluan ibu dengan batangku, aku akan melakukannya segera setelah ibu memintanya kataku dengan mantap dalam hati, iya tekadku sudah bulat aku akan terus memberikan obat perangsang ini pada ibu setiap hari sampai aku bisa menyetubuhi ibu tanpa memaksanya, aku tersenyum puas meninggalkan ibu dengan selangkangan bergenang maniku dan posisi mengangkang lemas seperti habis diperkosa orang sekampung, aku begitu takjub dengan ramuan yang bisa membuat ibuku mengorek liar kemaluannya sampai tertidur setelah kelelahan entah berapa kali mencapai kenikmatan, kumatikan tv dan pergi untuk beristitahat
Keesokan harinya ibu bilang tidak enak badan, aku pergi ke kebun sendiri untuk memetik kopi dan kakao setelah menghangatkan lauk untuk ibu, pulangya aku mampir ke peternak lebah untuk nenukar kopi dengan sebotol madu buat ibu biar cepat sembuh aku akan mencampur madu ini dengan obat ramuan pemulih stamina sekaligus perangsang itu, aku tidak sabar entah bagaimana caranya aku akan membuat ibu menerima penuh harap aku menyetubuhinya, aku terus menghayal dan berpikir bagaimana caranya menikmati tubuh ibu lagi,
BERSAMBUNG........